-->
A Blog to Remember : Indah Shalie

Pages

  • Home

Monday, January 30, 2012

RPP JIGSAW

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan        :    Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran              :    Matematika
Materi Pokok                :    Bangun Ruang
Kelas/Semester             :    VIII/Genap
Alokasi Waktu              :    2  x 40 menit
A.      Standar Kompetensi :
Memahami definisi dan unsur-unsur bangun ruang sisi datar, serta menentukan luas permukaan dan volumenya.
B.       Kompetensi Dasar :
1.      Mengidentifikasi definisi dan unsur-unsur kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
2.      Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
C.      Indikator Pencapaian Kompetensi :
1.      Mengidentifikasi definisi dan unsur-unsur kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
2.      Mengkonstruk rumus luas permukaan kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
3.      Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
4.      Mengkonstruk rumus volume kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
5.      Menghitung volume kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.


D.      Tujuan Pembelajaran :
1.      Dengan diskusi kelompok heterogen, siswa mampu mengidentifikasi definisi dan unsur-unsur kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga secara aktif menggunakan alat peraga dan LKS.
2.      Dengan diskusi kelompok heterogen, siswa mampu mengkonstruk rumus luas permukaan kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga secara aktif menggunakan alat peraga dan LKS.
3.      Dengan diskusi kelompok heterogen, siswa mampu menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
4.      Dengan diskusi kelompok heterogen, siswa mampu mengkonstruk rumus volume kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga secara aktif menggunakan alat peraga dan LKS.
5.      Dengan diskusi kelompok heterogen, siswa mampu menghitung volume kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga.
E.       Materi Ajar :
Bangun Ruang Sisi Datar
F.       Metode Pengajaran :
a.       Metode Diskusi
b.      Metode Tanya Jawab
G.      Model Pembelajaran :
Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
H.      Kegiatan Pembelajaran :
(Sebelumnya guru telah meminta ketua kelas untuk membagi kelas dalam 5 kelompok. Kelompok 1 diminta membuat bentuk kubus, kelompok 2 diminta membuat bentuk balok, kelompok 3 diminta membuat bentuk prisma tegak segitiga, kelompok 4 diminta membuat bentuk limas segiempat, dan kelompok 5 diminta membuat bentuk limas segitiga. Semuanya terbuat dari kertas karton)


1.      Kegiatan Awal (10 menit):
a.       Guru memberikan salam pembuka.
b.      Guru mengecek kehadiran siswa.
c.       Guru meminta siswa mengumpulkan tugas berupa bentuk kubus, balok, prisma tegak segitiga, limas segiempat, dan limas segitiga yang terbuat dari karton.
d.      Guru meminta siswa mengingat tentang materi prasyarat dengan tanya jawab (persegi, persegi panjang, dan segitiga)
e.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
f.       Guru memberikan motivasi agar terbentuk suasana kelas yang kondusif.
2.      Kegiatan Inti (60 menit):
a.       Eksplorasi :
1)      Guru mengeksplor pengetahuan siswa mengenai bangun ruang dengan metode tanya jawab.
b.      Elaborasi
1)      Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok baru yang heterogen, tiap kelompok 5-6 siswa.
2)      Guru memberikan masalah yang sama pada setiap kelompok, yaitu diminta menentukan definisi, sifat, luas permukaan dan volume dari bentuk-bentuk bangun ruang sisi datar dan memberi Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan secara kelompok.
3)      Guru memberikan sub masalah, tiap orang dalam kelompok mendapatkan sub masalah yang berbeda-beda. Ada yang mendapat bagian tentang kubus, balok, dan seterusnya.
4)      Anggota kelompok yang mendapatkan sub masalah sama dengan kelompok lain berkumpul menjadi satu (kelompok ahli).
5)      Guru memberikan masing-masing alat peraga kepada kelompok-kelompok ahli sesuai dengan bagiannya. Dengan menggunakan alat peraga yang diberikan tadi, kelompok ahli berdiskusi aktif menentukan definisi dan sifat, serta mengkonstuk rumus luas permukaan dan volume sesuai dengan bagian bangun ruang sisi datar yang didapatnya masing-masing.
6)      Guru mengawasi dan membimbing jalannya diskusi.
7)      Guru memberikan kesempatan bertanya untuk siswa.
8)      Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil belajarnya kepada teman sekelompoknya yang lain. Dengan berdiskusi aktif bersama anggota kelompoknya sendiri, Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru tadi diisi dan dikerjakan.
9)      Guru meminta siswa mengumpulkan Lembar Kerja Siswa yang tadi telah dikerjakan.
10)  Guru meminta satu dari sekian kelompok untuk mempresentasikan hasil belajarnya. Sebelumnya guru bertanya kepada siswa siapa yang mau berpresentasi, jika tidak ada maka guru akan memilih secara acak.
c.       Konfirmasi
1)      Guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membandingkan hasil kerjanya pada LKS dengan hasil kerja kelompok yang berpresentasi.
2)      Guru memberi tanggapan tentang apa yang dikemukakan siswa dalam membandingkan hasil kerjanya, serta memberi penguatan.
3)      Guru menilai LKS yang dikumpulkan siswa.
4)      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
5)      Guru memberikan kuis 2 soal sebagai evaluasi.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit):
a.       Guru memotivasi dan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
b.      Guru memberitahukan kepada siswa bahwa materi selanjutnya adalah Bangun Ruang Sisi Lengkung.
c.       Guru memberikan salam penutup.

I.         Sumber Belajar :
Alat peraga yang dibuat siswa, buku Matematika Kelas VIII, internet.
J.        Penilaian :
1.      Jenis tagihan             :    Tugas
2.      Teknik                     :    Individu dan kelompok
3.      Bentuk instrumen      :    Pengumpulan bentuk-bentuk   bangun   ruang sisi datar  sebagai  alat  peraga,  Lembar Kerja Siswa, soal    kuis 2,    aktifitas,     Lembar  Pengamatan/ Observasi
4.      Tindak lanjut            :    Pembahasan bersama.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 2:05 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: spm, uas

Friday, January 27, 2012

Cooperative Learning TGT !!

TGT merupakan tipe belajar kooperatif yang dihasilkan dari pengembangan tipe STAD, dimana siswa belajar dalam kelompak kelompok kecil dengan komponen utama berupa prestasi kelas, diskusi tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Sedangkan yang jadi pembeda dari kedua tipe ini adalah adanya game game akademik pada tipe TGT.
 

Komponen TGT :
1.    Prestasi kelas
2.    TIM
3.    Game
4.    Turnamen
 

SINTAKMATIK
Rohedi, dkk (2010) menuliskan bahwa, menurut slavin TGT memiliki 5 lagkah tahapan :
1.    Tahap penyajian kelas
2.    Belajar dalam kelompok
3.    Permainan
4.    Pertandingan
5.    Penghargaan dalam kelompok
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 2:10 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Coperative Learning NHT (Numbering Head Together)

Yang menonjol dalam NHT adalah membentuk peserta didik belajar dalam kelompok kelompok kecil. Ciri khas NHT adalah guru hanya menunjuk seorang peserta didik dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Sehingga  masing-masing anggota kelompok harus paham dengan hasil kerja kelompoknya.

SINTAKMATIK

1. Penomoran (Numbering)
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dan memberi nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut nomornya berbeda.
2. Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mulai yang spesifik hingga yang bersifat umum.
3. Berpikir Bersama (Head Together)
siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap anggota dalam timnya telah mengetahui jawaban tersebut.
4. Pemberian Jawaban (Answering)
guru memanggil satu nomor tertentu kemudian siswa dari tiap kelompok dengan nomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh siswa dalam kelas itu.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:59 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Pembelajaran Multimedia

Multimedia merupakan salah satu bentuk teknologi komputer yang saat ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Mulmedia mencakup berbagai media dalam satu perangkat lunak (software).
 

Elemen – elemen multimedia yang menggabungkan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Konsep multi media menurut Mayer (dalam Rahayu, jurnal Pendidikan dan Budaya) meliputi 3 Level yaitu :
1.    Level teknis yang berkaitan dengan alat – alat teknik. alat – alat ini dapat dianggap sebagai kendaraan pengangkut tanda – tanda (signs).
2.    Level semiotik yang berkaitan dengan bentuk representasi yaitu teks gambar atau grafik, bentuk ini dapat dianggap sebagai tanda (type of signs)
3.    Level sensorik yaitu berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima tanda (signs)
 

Gardner (dalam Rahayu, jurnal Pendidikan dan Budaya) mengemukakan bahwa kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecerdasan, yaitu :
1.    Logis – Matematis
2.    Spasila
3.    Linguistik
4.    Kinestetik – keperagaan
5.    Musik
6.    Interpersonal
7.    Inrapersonal
 

SINTAKMATIK
a.    Tahap Orientasi
•    Menghadirkan topik secara umum dari multimedia interaktif dan konsep yang akan disajikan pada multimedia interaktif.
•    Menjelaskan aturan atau aktifitas peserta saat bernvfigasi.
•    Memberi sedikit penjelasan mengenai isi multimedia interaktif.
b.    Tahap persiapan pelatihan
•    Mengatur skenario (aturan main, peran yang diharapkan, prosedur kerja, penilaian dan tujuan)
•    Menentukan peran yang diharapkan saat pembelajaran berlangsung.
c.    Tahap pengoperasian Simulasi
•    Melaksanakan proses pembelajaran
•    Memberi umpan balik dan evaluasi
•    Mengklarifikasi miskonsepsi pada peserta
d.    Tahap penguatan atau Pendalaman peserta
•    Membuat kesimpulan dari aktifitas dan persepsi peserta
•    menghimpun kesulitan peserta
 

Kelebihan :
1.    Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif
2.    Mampu memberikan rasa senang dalam pembelajaran berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa.
3.    Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak.
4.    Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel
5.    Menampilkan objek yang terlalu besar pada kelas
6.    Menampilkan objek yang tidak dapat dilihat langsung.
 

Kekurangan :
1.    Biaya relatif mahal untuk tahap awal.
2.    Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan.
3.    Belum memadainya perhatian dari pemerintah
4.    Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu.

Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:41 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah , pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses atau upaya untuk mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar benar nyata sebagai masalah dengan menggunakan aturan – aturan yang sudah diketahui. 
Jadi model ini lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna bagi siswa.
 

SINTAKMATIK : Ada 5 langkah utama (Widyastuti Akhmadan) yaitu :

Tahap – 1
Orientasi siswa pada  masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap – 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisaasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap – 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap – 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap – 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakan.

Kelebihan
1.    Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi bacaan.
2.    Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
3.    Membantu siswa bagaimana bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan siswa
4.    Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5.    Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
6.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7.    Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
 

Kekurangan
1.    Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan mearasaenggan untuk mencoba.
2.    Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3.    Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka meraka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:38 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Cooperative Learning TAI !!

Pengertian TAI (Team assisted Individualization)
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan (Suyitno,2002:9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai
bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

1. Dasar Pemikiran TAI

Dasar pemikirannya adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual yang berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Dasar pemikiran dibalik individual pengajaran pelajaran matematika adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, motivasi yang sangat beragam. Ketika gurubmenyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam – macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut, dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut.

Jelas bahwa mengajar sebuah pelajaran pada satu taraf kemampuan kemampuan pada kelas yang hetrogen menimbulkan inefisiensi tertentudalam penggunaan waktu mengajar. Dalam teorinya, efisiensi pengajaran maksimum seharusnya bisa dicapai apabila materi yang di sampaikan kepada para siswa dapat mengasimilasi informasi.

Akan tetapi, hampir semua siswa belajar dalam kelompok – kelompok kelas, dan bukan dalam sesi – sesi pengajaran individual. Individualisasi dalam pengajaran di kelas menuntut biaya yang yang terkait dengan efisiensi pengajaran yang mungkin setara ataupun bisa menurunkan efisiensi yang di sebabkan oleh penggunaan pengajaran satu tingkat atau satu taraf kemampuan. Misalnya, pengajaran yang terprogram untuk memberikan pengajaran yang terindividualisasi sempurna, member kesempatan siswa untuk berkembang taraf kemampuan mereka sendiri. Tetapi, pengajaran terprogram seperti ini tidak dapat menghindari berkurangnya waktu bagi guru untuk memberikan kegiatan pengajaran langsung dan meningkatnya jumlah waktu yang di perlukan siswa untuk melakukan di kursinya masing – masing.

Tinjuan terhadap penilitian mengenai pengajaran individual dalam pelajarn matematika secara seragam menyimpulkan bahwa pengajaran individual, tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode – metode tradisional dalam hal meningkatkan pencapain kemampuan para siswa. Dengan munculnya biaya dan kesulitan dalam mengimplemantasikan pengajaran individual, orang mungkin akan argumentasi bahwa pendekatan ini harusnya dihapuskan, karena tidak bisa berjalan dan tidak efektif.

Matematika TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah – masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa bekerja dalam tim – tim pembelajaran kooperatif dan menambahmengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling member dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri mereka dari memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogeny yang berasal dari tim – tim yang hetrogen. Minggu – minggu pertama melaksanakan TAI sangat penting untuk mengatur warna program.

TAI dirancang untuk memuaskan kreteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah – masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual.
 Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
 Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok – kelompok kecil.
 Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa di kelas tiga keatas bisa melakukannya.
 Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi – materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.
 Tersediannya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai.
 Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran.
 Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan tambahan guru ataupun tim guru.
 Dengan membuat para siswa bekerja dalamkelompok – kelompok koopratif, dengan status yang sejajar.

Program TAI yang telah di kembangkan untuk memenuhi semua kreteria ini dalam satu kelas, mendapatkan revisi intensif, dikaji dalam dua skala penuh tapi singkat (delapan dan sepuluh minggu, secara berturut – turut), eksperimen di lapangan, dan selamjutnya dievaluasi dengan sukses dalam skala besar di lapangan.

2. Unsur – Unsur Program TAI

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen, yaitu
a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa.
b. Placement test (penempatan tes), yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang matematiaka..
c. Student Creative (materi – materi kurikulum), melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Tiap unit mempunyai bagian – bagian sebagai berikut :
 Halaman panduan yang mengulang konsep – konsep yang telah di perkenalkan oleh guru dalam kelompok pengajaran.
 Beberapa halaman untuk latihan kemampuan, tiap halaman teridri dari enam belas masalah.
 Tes formatif – dua set yang paralel dari sepuluh soal.
 Lima belas soal tes unit.
 Halaman jawaban untuk halaman latihan kemampuan dan tes – tes dan formatif.
d. Team Study (belajar kelompok), yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya. Para siswa membentuk kelompok 2 atau 3 siswa dalam tim mereka untuk melakukan pengecekan.
e. Team Scores and Team Recognition (Skor Tim dan Rekognisi Tim), yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan criteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group (Kelompok Pengajaran), yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok. Setiap harinya guru memberikan pengajaran selama sekitar sepuluh sampai lima belas kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa – siswa dari tim yang berbeda yang tingkat penyampaian kurikulumnya sama.
g. Facts Test (Tes Fakta), yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa seperti fakta – fakta perkalian, dan pembagian.
h. Whole Class Units (Unit Seluruh Kelas), yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

3. Langkah - Langkah TAI
1) Guru memberikan materi kepada siswa untuk mempelajari pembelajaran secara individual yang sudah di persiapkan oleh guru.
2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar/awal.
3) Guru membentuk beberapa kelompok yang hetrogin, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi setiap anggota saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberi penegasan pada materi pembelajaran yang telah di pelajari.
6) Guru memberi kuis kepada siswa secara individual.
7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan peolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

1) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.
2) Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.
3) Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya.
4) Adanya rasa tanggung jawab dalm kelompok dalam menyelesaikan masalah.
5) Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
1) Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai.
2) Tidak ada persaingan antar kelompok.
3) Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini
4) Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik.
5) Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman sekelompoknya.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:26 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

PAIKEM !!

1. Pembelajaran Aktif
yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik daripada berpusat pada guru. guru sebagai fasilitator. Untuk membuat siswa aktif maka harus ada "kegiatan". 
2. Pembelajaran Kratif
yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada.
3. Pembelajaran Efektif
yaitu pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran  berlangsung seperti dicantumkan dalam tujuan pembelajaran.
4. Pembelajaran Menyenangkan
yaitu pembelajaran yang menciptakan suasana belajar dengan keadaan gembira.


Hal yang harus diperhatikan :
a. memahami sikap yang dimiliki siswa :
*rasa ingin tahu yang besar, keinginan untuk belajar, daya imaginasi tinggi.
b. mengenal anak secara perorangan.
c. memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar.
d. mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
e. mengembangkan ruang kelas menjadi lingkungan belajar yang menarik.
f. memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan obyek belajar.
g. memberi umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
h. membedakan aktif fisik dan aktif mental.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:17 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Quantum Teaching

Kata Kuantum dapat dipahami sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi pancaran cahaya. dalam proses pembelajaran Kuantum dapat dimaknai sebagai interaksi yang terjadi dalam proses belajar yang dapat mengubah potensi yang ada dalam diri siswa menjadi cahaya (pengetahuan baru). Kuantum merupakan pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Jadi, model pembelajaran kuantum adalah suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna.

SINTAKMATIK :
*Tumbuhkan : tumbuhkan minat atau keingintahuan belajar AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu).
*Alami : memberikan siswa pengalaman belajar, menumbuhkan "kebutuhan untuk mengetahui".
*Namai : memberikan data yang tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep pokok dari matei pelajaran.
*Demonstrasikan : memberi kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka dapat menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
*Ulangi : merekatkan gambaran keseluruhannya.
*Rayakan : jika layak dipelajari, layak pula dibicarakan. Perayaan menambahkan motivasi belajar positif.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 12:57 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Konstruktivistik !!

Menurut konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong konyong. pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruk pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

SINTAKMATIK :
*mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa, sehingga pengetahuan akan dikonstruk siswa secara bermakna.
*mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistik dan relevan, sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial.
*menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar(pernyataan terbuka/menyediakan masalah).
*mendorong interaksi dan kerjasama dengan orang lain atau lingkungannya. Mendorong terjadinya konstruksi pengetahuan baru yang dipelajarinya.
*mendorong penggunaan berbagai representasi ide (dalam bentuk benda konkrit, gambar, simbol, bahasa).
*mendorong peningkatan kesadaran pengetahuan melalui refleksi diri.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 12:32 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Cooperative Learning Think Pair Share !!

Think Pair Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan cara ini siswa diharapkan mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.


Agar model TPS ini efektif, hendaknya siswa dilibatkan untuk mengamatan langsung agar berkembang daya kritisnya. Model ini memberi kesempatan siswa untuk berpikir yaitu bekerja sendiri sebelum bekerjasama dengan kelompoknya dan berbagi ide. Peningkatan kemampuan berpikir siswa akan meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa dan kecakapan akademiknya.


SINTAKMATIK :
*Think (berpikir) :
guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berkembang dengan pelajaran kemudian siswa diminta memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
*Pairing :
guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan dalam tahap pertama.
*Share (berbagi pendapat berpasangan) :
guru menyuruh kepada pasangannya untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan sampai sekitar seperempat telah mendapat kesempatan.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 12:14 AM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Thursday, January 26, 2012

Cooperative Learning JIGSAW !!

Dari sisi etimologi, Jigsaw berasal dari bahasa Inggris yaitu gergaji ukir, dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Fadhly, 2009).

Salah satu bentuk dari model pembelajaran Kooperatif adalah Jigsaw, yang diprakarsai oleh Aronson, dkk. Aronson, Roeders (dalam Pow-Sang, 2006) menyatakan, Jigsaw terdiri dari pemecahan bahan atau materi ke beberapa bagian. Setiap siswa dalam kelompok Jigsaw harus melakukan salah satu dari bahan atau  materi tersebut, yang nantinya akan berakhir dengan integrasi dari semua anggota kelompok.

Selaras dengan Aronson, Yuzar (dalam Isjoni, 2009 : 78) menyatakan, dalam pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang mesti dipelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada anggota kelompok asal.

Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan sejawatnya (Arends, 2008: 13). Dalam metode Jigsaw para siswa dari suatu kelas dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar yang beranggotakan 5 atau 6 orang secara heterogen. Guru memberikan bahan ajar dalam bentuk teks kepada setiap kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Para anggota dari tim-tim yang berbeda tetapi membahas topik yang sama bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topic tersebut. Kelompok semacam ini dalam metode Jigsaw disebut kelompok ahli (expert group).

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Para anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (kelompok ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.


SINTAKMATIK :
1)    Fase ke-1: Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5 – 6 orang siswa.
2)    Fase ke-2: Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok.
3)    Fase ke-3: Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah diberikan oleh guru.
4)    Fase ke-4: Kelompok ahli bertemu dan membahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya.
5)    Fase ke-5: Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing (home teams) untuk membantu kelompoknya.
6)    Fase ke-6: Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual.

KELEBIHAN :
1)    Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.
2)    Mendorong siswa untuk berfikir kritis
3)    Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.
4)    Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

KEKURANGAN :
1)    Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah ‘peer teaching” pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain.
2)    Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak memiliki rasa kepercayaan diri.
3)    Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelompok tersebut.
4)    Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 10:35 PM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: ipm, uas

Sunday, January 22, 2012

SPM !!

JUDUL
 
A.    JUDUL YANG DIPILIH
 
Keefektivan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa dalam Materi Geometri Bangun Ruang Sisi Datar

B.    PILIHAN MASALAH

Keaktifan, kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa.


C.    PILIHAN MODEL
Model belajar Cooperative Learning Tipe Jigsaw
 

ALASAN PEMILIHAN JUDUL
 
A.    Keterkaitan Antara Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dengan Model Belajar Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Dilihat dari sintakmatiknya (Trianto, 2007), kelas jigsaw dibagi ke dalam beberapa kelompok dan kelompok-kelompok tersebut lalu diberi kasus untuk diselesaikan. Kasus atau masalah yang diberikan pada setiap kelompok adalah sama, tetapi tiap anggota dalam suatu kelompok diberi sub masalah yang berbeda-beda. Anggota kelompok pada model belajar ini menggunakan diskusi kelompok (kelompok ahli) dalam menyelesaikan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan diskusi kelompok mau tidak mau menyuruh siswa untuk aktif dalam mengemukakan pendapat demi terselesaikannya masalah yang ada. Disini siswa bersama-sama berpikir untuk menyelesaikan masalah. Jika prosedur pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw (Trianto, 2007) dilaksanakan dengan benar, akan memungkinkan untuk dapat mengaktifkan siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


B.    Keterkaitan Antara Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dengan Teori Belajar Kognitif
Hamalik (2001) menyatakan, pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktifitas sendiri. Anak belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Sedangkan Gestalt (dalam Sulanam, 2011) memandang belajar adalah proses yang didasarkan pada pemahaman (insight). Karena pada dasarnya setiap tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku tersebut terjadi. Pada situasi belajar, keterlibatan seseorang secara langsung dalam situasi belajar tersebut akan menghasilkan pemahaman yang dapat membantu individu tersebut memecahkan masalah.
Hamalik (2001) menambahkan, dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas aktivitas lebih ditonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.


C.    Keterkaitan Antara Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dengan Teori Belajar Kognitif dan Pendekatan Konstruktivisme
Jika dilihat dari segi pendekatan, yaitu pendekatan konstruktivistik, individu harus secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya (Brunner, dalam Baharuddin, 2008) dan informasi yang ada diperoleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan di luar dirinya. Slavin (dalam Baharuddin, 2008) menyatakan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran dikelas. Konstruktivisme memahami hakekat belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya.  Sebagaimana disebutkan Ennis (Costa, dalam Adnyana, 2011), salah satu aspek dan indikator berpikir kritis adalah membangun keterampilan dasar. Untuk membangun pengetahuan dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan juga keaktifan siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Jika pembelajaran berhasil, maka hasil belajar siswa pun akan maksimal. Oleh karena itu saya memilih pendekatan konstruktivistik untuk meningkatkan keaktifan, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

D.    Keterkaitan Antara Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dengan Metode Diskusi
Hasibuan dan Moedjiono (1993) menyatakan, dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan : meningkatkan partisipasi siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu, mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa.
Hasibuan dan Moedjiono (1993) juga menyatakan, diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan salah satunya adalah apabila kita (guru) hendak : memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa, membantu siswa belajar aktif dan berpikir kritis, serta mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Dengan demikian, jelas disebutkan bahwa metode tanya jawab dan diskusi mampu meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan begitu tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


E.    Keterkaitan Antara Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dengan Alat Peraga
Sugiarto (2009) menyatakan manfaat menggunakan alat peraga salah satunya adalah dapat menumbuhkan rasa senang peserta didik untuk belajar matematika, serta mampu menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Suherman (2003) menambahkan, dengan menggunakan alat peraga maka proses belajar mengajar termotivasi, konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti. Alat peraga menyebabkan siswa aktif memanipulasi alat peraga tersebut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam mendapatkan suatu pengetahuan yang berkaitan dengan alat peraga yang digunakan tersebut. Jadi, alat peraga cocok digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kritis. Jika dengan begitu pemahaman konsep pada siswa menjadi maksimal, maka hasil belajar siswa pun akan menjadi maksimal pula.


F.    Keterkaitan Antara Keaktifan, Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dengan Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Pembelajaran geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk menyelesaikan masalah, misal dengan gambar-gambar, diagram, dan sebagainya. Dalam era pembelajaran sekarang, pengetahuan diperoleh bukan dari guru dan siswa hanya menerimanya, pemahaman dan pengetahuan dalam geometri ini lebih efektif jika dibangun oleh siswa sendiri, dalam bimbingan guru. Siswa dikondisikan menemukan kembali, membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu dengan melibatkan kemampuan berpikir kritisnya. Dengan begitu pembelajaran menjadi lebih efektif dan siswa juga menjadi lebih aktif karena mereka dituntut melakukan sesuatu untuk menemukan pengetahuannya.


G.    Keterkaitan Antara Model Belajar Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Teori Belajar Kognitif
Jean Piaget (dalam Suherman, 2003) menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata, yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Nurman (2009), dalam Kooperatif tipe Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.


H.    Keterkaitan Antara Pendekatan Konstruktivistik dengan Model Belajar Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Menurut Baharuddin (2008), pendekatan belajar konstruktivisme memiliki beberapa strategi dalam proses belajar, diantaranya Kooperatif Learning, yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa lain tentang problem yang dihadapi. Dalam strategi Kooperatif Learning, siswa belajar dalam berpasang-pasangan atau berkelompok untuk saling membantu memecahkan problem yang dihadapi. Kooperatif learning ini lebih menekankan pada lingkungan sosial belajar dan menjadikan kelompok belajar sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Inilah kunci dari konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh Piaget tentang konsep belajar dengan pendekatan konstruktivistik.
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 11:18 PM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: spm, uas

Saturday, January 14, 2012

Hanya Berkomentar :)

hahahaa !
susah yaa nahan tangan untuk tidak berkomentar :p

tentang apa ini ?
tentang kasusnya Marissa Haque sama keluarga Addie MS .
kasus KAMSEUPAY itu loh :)

awalnya saya nggak tau apa apa yaa .
saya tau dari twitternya @zarryhendrik sama @aMrazing yang belakangan dikit dikit ngemeng 'kamseupay'
apa yaa kamseupay itu ?
mereka juga bawa bawa Marissa Haque juga .
sebut saja MH ..

ada apa gerangan ?
saya tidak terlalu tertarik . tapi saya penasaran sama arti dari kamseupay itu sendiri .
saya lalu buka twitternya MH . kok gga ada kata kata kamseupay ?
saya buka twitternya zarry .
eh ada tweet buat MH yang di RT sama  zarry .
kurang lebih bunyinya gini :
"tante tante . nggak malu sama jilbab ? kok kaya gitu omongannya .."

nah lo !
ada apa di balik ini semua ?
kasus apaan sih ?
awalnya saya buka buka google .
browsing artikel terkait kasus MH .
dan ketemu ..

baru tadi saya tau kalo MH ini pada tanggal 2 januari di kirimi tweet oleh sapa gitu lupa namanya .
pokoknya isi tweetnya yaitu MH dituduh nggak lulus S3 dan disertasinya dibuatkan orang lain ..
MH marah dong dengan menulis di blog seperti ini
yang saya bingung kenapa ada nama Memes Addie MS disitu ?
dan ini lagi yg menyita perhatian saya .
terus kok nyambungnya selalu ke memes yaa ?
ada hubunganya ??

saya juga membaca comment comment dari beberapa pihak .
haduuuh parah sekali .
sebenarnya yang salah siapa ?
mana tau ! saya nggak ngurusin itu yaa .

yang saya sorotin itu :
hla MH katanya lulusan S3 . doktor kan dia ?
harusnya berpendidikan dong .
dari segi bahasa atau pun kelakuannya ..
tetapi kenapa kelakuannya kaya gitu ?
posesif abeeeess sama suaminya !
cemburuan melebihi standar ! hahaa :D
kasian suaminya pasti dikekang mulu deh :p
saya nggak mau kaya gitu ah :p

hadaaahh .
kelakuannya di twitter sama sekali nggak menunjukkan hasil belajarnya sampai S3 ini .
haha ! kok lucu yaa ?
remaja nggak berarti labil dan orang dewasa nggak berarti stabil !
thats right !
berjilbab dan ngakunya agama kentel .
tapi kelakuan kenapa kaya anak SMA gitu ?
perang di twitter ? hahaa . masih jaman ??
itu malah menjadikannya konsumsi publik bukan ?
hadeeehh ..
anda kan publik figure madam ?

satu lagi yang bikin heran .
itu comment di blog nya ternyata sudah diubah ubah .
artinya itu nggak sepenuhnya murni dari pembaca .
jadi ceritanya MH bikin akun banyak di FB twitter dkk lalu ikut comment gitu ..
kasian sekali hidupnya habis di depan layar komputer selalu .
kurang kerjaan ! -____-"

KAMSEUPAY ! yaa kamseupay adalah kata yg cocok .
artinya adalah kampungan sekali .
awalnya adalah kamse doang . tapi entah siapa yg menambahkan dan menjadi kamseupay ..
hahahaa !

sudah ah yaa .
saya jadi berkomentar bebas gini .
saya hanya menyorotinya dari segi publik mengenai hal ini :)
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:52 PM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook

Thursday, January 12, 2012

IPM LAGI !

pak tarom ini bener bener yaa !
bikin syusyaaah !!

apa akunya yang bego yaa ?
entahlah .

ini uda dapet jurnal tapi nggak bisa di copy paste .
lah ?
ntar aku translate nya ke google gimana kalo nggak bisa di copy ?
kamfreeeett sekali -___-
ada 2 jurnal yang saya temukan .
yang satu entah jurnal internasional apa nggak saya nggak tau yaa .
pokoknya itu dalam bahasa inggris :p
tapi tetep saja nggak bisa di copy semua !
BAGUS SEKALI !!


nanti dirumah cari lagi deh yaa .
huaaaa !!
sudah sudah tidak usah dibahas .
saya pusing @_@
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:17 PM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook

Turnamen Futsal AntarKelas Matematika Semester Tiga !

yayayaa ! futsal lagi :D

semakin lama kemampuan futsal cowok cowok kelas saya semakin meningkat . 
ini dibuktikan dengan turnamen kemarin kelas saya yaitu 3B berhasil meraih juara 2 .
walopun cuma juara 2 tapi kan itu uda merupakan suatu kemajuan yaa ..
semester 2 kemarin cuma bisa sampe juara 4 .
semester 3 ini bisa jadi juara 2 .
mungkin semester 4 besok kita yang akan menjadi juaranya kawan :)


memang nggak mudah meraih juara pertama .
tetapi bukankah nggak ada yang nggak mungkin ? betul ?
buktinya kemarin kita bisa .
tinggal sedikit lagi malah ..


menjadi juara 2 jangan membuat kalian para cowok cowok menjadi frustasi atau patah semangat .
ingatlah lagi perjuangan kalian sebelumnya .
mulai dari pertandingan pertama melawan kelas A .
kita kalah bukan ? kalah tipis di menit-menit terakhir .
full time 3-2 untuk kelas A .
sakit ? iyaa .
tapi itu nggak membuat kita lemah .
kita musti tetep semangat . tetep berjuang .
buktinya saat melawan kelas D sama H kita menang kan ? :)
10-2 melawan D . 8-5 melawan H kalo nggak salah .
itu malah yg membuat kita menjadi juara pertama dalam grup dan masuk semi final :)
selanjutnya juara pertama dari grup I dipertemukan dengan juara kedua grup II .
begitu sebaliknya ..
kita selanjutnya melawan kelas F .
itu nggak mudah karena kemampuan kelas F emang bagus .
buktinya kemarin skor imbang sampai babak tambahan .
walopun kita sempet ketinggalan tapi kita bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan .
dan sampai finalti ! dan kita menang 7-5 :)

tadi malam merupakan pertandingan futsal terakhir dalam semester 3 ini .
atau dengan kata lain itu adalah pertandingan final .
kita melawan kelas G . juara pertama semester kemarin .
gol pertama  untuk G . kedudukan 1-0 untuk G .
tapi kita bisa membalasnya menjadi 1-1 .
entah kenapa gol yang ini kok samar samar .
something wrong sama wasitnya atau apa . haha ..
tapi baru beberapa detik udah dibales G lagi .
2-1 untuk G ! hah .
tapi dibalas lagi 2-2 ! yey :D
dan G kembali memasukkan bola lagi ke gawang kiper saya yaitu mugi .
3-2 untuk G ! dan lagi ! 4-2 untuk G !
DROP !!
tapi saya berusaha untuk membuat pemain pemain saya yg dilapangan itu tetep cheer up !
nggak ada capeknya saya teriak nyemangatin mereka .
dan pas babak kedua kita bisa menyamakan kedudukan !
PERFECT JOB !
babak tambahan dan kita menambah gol lagi menjadi 5-4 ! yey :D
prrriiiiiiiittt !
sorak sorak dari pihak kami telah terdengar dimana mana .
tapi eh eh ? perpanjangan waktu lagi ?
kemarin kan perpanjangan waktunya cuma sekali T___T
yasudah maen lagi .
G masukin bola di detik detik terakhir !
nahlo tukaaaann ! -____-


pinalti pun terjadi .
imbang selalu .
pinalti panjang nggak kelar kelar pun terjadi !
hahah ! *lebay sitik :p
dan AKHIRNYA !
kalah jugaaa ! *ngoookk -___-
sorak sorai dari pihak G pun membahana .
walopun cewenya cuma dua tapi suaranya ya ampun naudzubillah ! *ups .
yasudaaahhh . saya nggak mau yaa memasang muka kecewa .
saya harus tetap membuat pemain pemain kelas saya tetap semangat untuk turnamen semester depan :)
semangat bang dwi ! kamu hebat sekali semester ini :D
khafi sama mas am jangan patah semangat yaa !
koko juga :) kayanya tiap nggak ada kamu bek kita keteteraaann -____-


semangat untuk semester depan !
optimis kita juara :D
FIGHTING !!
Read more ... »
Posted by INDAH SHALIE at 1:07 PM 0 comments
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Labels: abaikan, ASAL

About Me :)

  • INDAH SHALIE
  • Indah Shalie

Contact Me ~

Followers

Follow Me, thanks :)

Tweets by @indahshalie

Kunjungi mereka juga yaa :)

  • Diary Lily Putih
    The Wedding Day
    3 years ago
  • Lompat. Lompat. Lompat.
    Gimana rasanya mendarat di bulan?
    9 years ago
  • All about korean drama : Queen Bee
    Header for everyone
    10 years ago
  • Tutorial Bina Blog
    Freebies Muslimah
    13 years ago
  • Coco's blog
    RPP
    13 years ago
Penguin Grumpy Mad Kawaii
Back to top

Search This Blog

Total Pageviews

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  December (5)
  • ►  2017 (3)
    • ►  April (3)
  • ►  2016 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (9)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2014 (12)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
  • ►  2013 (17)
    • ►  October (4)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ▼  2012 (32)
    • ►  October (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (5)
    • ▼  January (15)
      • RPP JIGSAW
      • Cooperative Learning TGT !!
      • Coperative Learning NHT (Numbering Head Together)
      • Pembelajaran Multimedia
      • Pembelajaran Berbasis Masalah
      • Cooperative Learning TAI !!
      • PAIKEM !!
      • Quantum Teaching
      • Konstruktivistik !!
      • Cooperative Learning Think Pair Share !!
      • Cooperative Learning JIGSAW !!
      • SPM !!
      • Hanya Berkomentar :)
      • IPM LAGI !
      • Turnamen Futsal AntarKelas Matematika Semester Tiga !
  • ►  2011 (34)
    • ►  December (6)
    • ►  September (10)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2010 (48)
    • ►  December (3)
    • ►  November (6)
    • ►  October (5)
    • ►  September (5)
    • ►  August (7)
    • ►  July (22)

Labels

abaikan about me ASAL be strong bego criss dancing HAHA happy hurahura hurt icip ipm iseng kodok tuing tuing komputasi KULIAH lyric MUAH PPM random RPP SAD sarap smile spm traveling uas yeyeye

Popular Posts :)

  • RPP JIGSAW
    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan        :    Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran               :     Matematika ...
  • BEKAL MOS ADE GUE ! hha :DD
    Senin . hari petama : . Bekal makanan bebas => nasi bebas . . Air bening => air mineral :) . Wafer Mesir => chocolatos ! geje tu...
Powered by Blogger.